![]() |
Peresean Adat Suku Sasak di Lombok |
Peresean adat Lombok – Lombok mungkin memang tidak sebesar
Pulau Dewata, namun alamnya begitu kaya dan membentangkan keindahan yang luar
biasa. Kekayaan alam Lombok didukung pula oleh kekayaan budaya yang unik dan
menarik untuk diketahui.
Mulai dari tradisi pernikahan, bau nyale,
nyongkolan, hingga tradisi bertarungnya yang mengagumkan yang dikenal dengan
tradisi PereseanLombok. Apa itu Peresean? Simak informasi lengkapnya di bawah
ini..
Sejarah Tradisi Peresean Adat Lombok
Sobat Jejak Wira, Peresean atau tradisi
bertarung dengan rotan adalah budaya dari Suku Sasak yang hingga kini masih
dilakukan. Warisan kekayaan budaya di Gumi Lombok Sileparang ini tergolong unik
dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara.
Selain unik, tradisi ini terbukti
memang memacu adrenalin bagi yang menontonnya. Bagaimana tidak? Penonton yang
menyaksikan peresean adat Lombok ini harus memiliki cukup keberanian untuk
menyaksikan pertarungan ini.
Pertarungan sengit para pemain yang
profesional, dengan menggunakan senjata rotan yang bisa melukai tubuh petarung
hingga mengeluarkan darah.
Namun, pertarungan dalam tradisi
peresean Lombok ini bukan sembarang pertarungan. Terdapat nilai patriotisme
yang begitu mendalam yang berkaitan dengan sejarah Suku Sasak Lombok.
Setelah lewat masa penjajahan,
pertarungan ini terus dilakukan secara turun-temurun hingga menjadi tradisi Suku Sasak. Tradisi ini kemudian diyakini juga
oleh masyarakat sebagai ritual meminta hujan saat musim kemarau panjang tiba.
Seiring perkembangan zaman dan
kepopuleran Lombok sebagai daerah wisata, tradisi Peresean bukan hanya untuk
ritual dan acara kerajaan, melainkan juga menjadi daya tarik luar biasa untuk
menyambut para wisatawan yang berkunjung.
Karena bukan merupakan pertarungan biasa
dan mengandung makna filosofis yang kuat, para petarung dalam tradisi seni
Peresean ini diwajibkan menggunakan baju adat khas Lombok.
Para petarung yang biasa disebut pepadu menggunakan celana yang dibalut dengan
penutup kain khas Lombok dan kain ikat kepala. Pada bagian atasnya, mereka
tidak menggunakan baju apapun alias bertelanjang dada.
Sementara itu, alat tarung yang
digunakan hanyalah sebuah perisai yang merupakan bagian dari senjata dan
tongkat rotan untuk bertarung.
Selama pertarungan berlangsung, pepadu akan diawasi oleh wasit atau disebut pekembar. Ada dua pekembar yang
mengawasi jalannya pertarungan, yaitu pekembar sedi yang
mengawasi jalannya pertarungan dari luar arena, dan pekembar tengah yang mengawasi jalannya Peresean
di tengah arena.
Selama upacara ini berlangsung,
masing-masing pepadu saling serang
menggunakan tongkat rotan dan menangkis menggunakan perisai yang terbuat dari
kulit kerbau yangtebal.
Satu yang membuat tradisi Peresean ini
menjadi begitu seru dan menantang adalah para pepadu sama
sekali tidak memiliki persiapan dan tidak mengetahui siapa lawan tarungnya.
Orang yang bertindak memilih
para pepadu adalah pekembar sedi dan
mereka yang terpilih harus bersedia melakukan pertarungan. Jadi, pertarungan
yang dilakukan betul-betul dilakukan secara spontan oleh warga Suku Sasak
Lombok ini.
Pertarungan dalam tradisi Peresean
baru akan berhenti ketika salah satu pepadu ada yang
terluka hingga berdarah. Jika salah satu dari pepadu belum
ada yang terluka, keduanya dianggap sama kuat dan pertandingan dilanjut hingga
melewati lima ronde barulah ditentukan siapa yang paling sedikit mengalami
luka.
Tidak mutlak lima, banyaknya ronde
bisa disesuaikan dengan kesepakatan bersama antar panitia dan pekembar.
Meski dikenal dengan tradisi
pertarungan, setiap selesai bertarung masing-masing pepadu wajib berpelukan dan saling memaafkan
seakan tak pernah terjadi apapun sebelumnya.
Ini menunjukkan nilai-nilai kesabaran,
kerendahan hati, dan saling menghormati yang sangat kental dicontohkan dalam
tradisi ini.
Selama proses pertarungan, pepadu diiringi oleh musik pengiring sebagai
penyemangat bertarung. Alat musik yang digunakan berupa gendingan yang terdiri
dari gong, sepasang kendang, rincik, simbal, suling, dan kanjar.
Kesemuanya ini dibunyikan sebagaimana
alunan khas Lombok yang dapat menggugah semangat para pepadu dan penonton.
Untuk para wisatawan yang berkunjung
ke Lombok atau yang ingin berlibur ke Lombok jangan sampai kelewatan
menyaksikan upacara Peresean ini.
Pertunjukkan ini bisa Anda jumpai di
wilayah Suku Sasak Sade dan Ende yang merupakan daerah
asli Suku Sasak yang masih sangat menjaga nilai tradisional.
Anda bahkan bisa mencoba bertarung
layaknya pepadu asli di sini. Anda bisa mencoba bagaimana
memegang senjata dan perisai, serta diajarkan beberapa teknik bertarung.
Selain menyaksikan upacara Peresean adat Lombok, Anda juga bisa melihat kehidupan
asli Suku Sasak Lombok di daerah desa Sade dan Ende ini. Ada banyak pelajaran
dan nilai-nilai positif yang bisa diambil dan diaplikasikan di kehidupan Anda
dari masyarakat Suku Sasak.
Jadi, mengeluarkan biaya wisata ke Lombok untuk
liburan tidak akan sia-sia karena selain Anda bisa mengunjungi keindahan alam
pulau Lombok, Anda juga bisa mengetahui dan mempelajari kebudayaan khas seperti
peresean adat Lombok ini.
Comments
Post a Comment