Lombok merupakan salah satu pulau yang terkenal di dunia dengan pariwisatanya, pulau Lombok tak lepas dari peran pentingnya sebuah keunikan dari Tradisi dan Budaya yang lahir dari Suku Sasak yang merupakan penduduk asli pulau Lombok.
Selain dari beberapa tradisi Suku
Sasak yang menjadi pavorit bagi wisatawan seperti, Tradisi Peresean, Bau Nyale,
Maulid Adat, Perang Topat dan lainya. Juga terdapat salah satu dari tradisi
yang adat sasak yang kini jarang sekali di laksanakan bahkan bisa dibilang hampir
hilang dari masyarakat sasak di Lombok yaitu “Tradisi Belanjakan”.
![]() |
Tradisi Belanjakan di Lombok Timur |
Belanjakan merupakan Olahraga tradisional khas sasak masyarakat sasak di wilayah Lombok Timur, perpaduan antara seni dan olahraga khususnya seni bela diri yang merupakan seni tradisi adu fisik antara dua orang laki-laki menggunakan teknik tendangan, bantingan tepisan dan menjepit menggunakan kedua kaki dan tidak diperbolehkan menggunakan pukulan tangan seperti pada olahraga tinju.
Tradisi ini dahulu dilakukan
saat malam hari untuk mengisi waktu luang masyarakat usai dari beraktivitas di
sawah. Penerangan seadanya menggunakan lampu minyak maupun obor dan
dilakukan saat bulan purnama. Bahkan jerami di sawah ditumpuk sebagai arena
bertanding.
Pepadu belanjakan yang bertanding di arena yang berbentuk segi empat melambangkan penjuru mata arah
mata angin. Sebelum pepadu bertarung terdapat pengembar yang menentukan
kelayakan pepadu bertanding sesuai kondisi fisik maupun usia.
Selain itu memeriksa agar pepadu
tidak memiliki kuku ataupun membawa benda tajam yang dapat membahayakan lawan
tanding. Pakain khas yang digunakan menggunakan kancut hampir sama dengan
sumo namun pepadu menggunakan kain yang dililit ke belakang.
Dalam setiap kegiatan belanjakan para pemain belanjakan
atau dikenal dengan pepadu diikuti oleh peserta yang memiliki bakat bertarung
termasuk yang memiliki kemampuan beladiri dan mengetahui aturan
saat bertarung dalam belanjakan.
Baca Juga : TRADISI MERAK API SUKU SASAK
Terdapat gerakan-gerakan yang
diperbolehkan saat pertandingan belanjakan diantaranya memekok atau menjepit
leher bagian belakang, nimpakan atau membanting, meresang atau kuncian serta
gerakan utama lanjakan atau tendangan tanpa menggunakan tangan. Dalam
belanjakan terdapat dua orang pepadu yang merupakan laki-laki telah dinilai
oleh pengembar baik kondisi fisik maupun usia agar para pepadu memiliki
kekuatan seimbang saat bertanding. Lawan mengatakan cop berarti
menandakan kalah. Terdapat tiga pertandingan sehingga apabila lawan mengatakan
cop dua kali menandakan kalah. Selain terdapat juri di lapangan penonton yang
hadir juga dapat menjadi juri memberitahukan lawan telah menyatakan kalah.
Gimana unik kan shobat ?.... tapi saying
ssekali tradisi ini sangat sulit saat ini kita temui, semoga suatu saat nanti
bisa dibangkitkan kembali dan menjadi salah satu daya tarik dari bagi Pulau
Lombok sama seperti Tradisi Peresean.
Comments
Post a Comment