Gumi Sasak Pada Masa Prasejarah
Banyak peristiwa-peristiwa
penting yang terjadi di masa lalu hingga hari ini, akan tetapi sebagian besar
peristiwa-peristiwa tersebut tidak dicatat atau ditulis. Pada masa tersebut mungkin
orang belum mengenal huruf atau budaya baca-tulis sehingga tidak ada
keterangan-keterangan yang ditinggalkan secara tertulis.
![]() |
Masayarakat Suku Sasak |
Sumber-sumber yang menjadi
informasi adalah penemuan benda-benda arkeologis seperti penemuan tengkorak,
tulang-belulang manusia purba, alat-alat dan senjata sederhana serta jejak
jejak yang ditinggalkan pada lingkungan alam (geologis). Masa itu disebut
dengan zaman prasejarah. Sedangkan masa setelah manusia mengenal tulisan
sehingga berbagai peristiwa dapat tercatat, disebut sebagai zaman sejarah.
Kehidupan Zaman Prasejarah di gumi sasak tidak lepas dari asal
muasal penghuni gumi sasak yaitu Suku Sasak sendiri. Salah satu petunjuk
tentang kehidupan masa lampau adalah adanya berbagai peninggalan, termasuk
peninggalan berupa jejak geologis yang dapat diamati pada bentangan alam.
Lokasi Belongas, Sekaroh dan lokasi sekitarnya merupakan wilayah berbatu kapur
yang kini kurang subur dan ditumbuhi semak-semak lantana. Ketidaksuburan ini
disebabkan oleh kebiftsaan nenek moyang suku Sasak pada masa meramu yang biasa
hidup berpindah-pindah. Nenek moyang suku Sasak pada awalnya hidup berpindah-pindah
dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mengumpulkan bahan makanan dari hewan
dan tumbuhan.
Kemudian pada tahap selanjutnya
nenek moyang suku Sasak bermukim (bertempat tinggal) secara berkelompok.
Hidupnya sudah lebih teratur dan membentuk pola-pola kepemimpinan di tempat
tinggalnya.
Klasifikasi pemukiman masyarakat Sasak zaman prasejarah terdiri
dari pemukiman di daerah pantai dan pemukiman di daerah pedalaman. Dijelaskan
sebagai berikut:
· Pemukiman di daerah pesisir pantai. Nenek moyang kita yang tinggal di pesisir pantai mengambil makanan dari pantai dan laut. Bukti tentang keberadaannya adanya alat yang ditemukan seperti jaring (kerakat), alat penangkap cumi-cumi dan adanya sisa kerang.
· Pemukiman
di daerah pedalaman. Nenek moyang kita yang tinggal di daerah pedalaman (hutan)
mengambil bahan makanannya dari hutan maupun sungai-sungai yang ada di dalam
hutan. Adapun jenis alat yang telah ditemukan dan kini disimpan di Museum NTB
yaitu alat-alat berburu seperti tombak, jaring, serta kodong ipin yang
digunakan untuk menangkap udang dan kodong lindung yang dipergunakan untuk
menangkap belut.
Sumber : Gumi Sasak Dalam Sejarah Oleh
Oleh: DR. IR. LALU MULYADI, MTA / 2014
Comments
Post a Comment